Kapal Sultana, Merenggut Korban Lebih Banyak Dari Titanic.....!!!!

Kapal sultana ini tenggelam pada pukul 2 dini hari tanggal 27 april 1865, di Mississippi. Yang menakjubkan di sini adalah jumlah korban jiwanya, yaitu sekitar 1.547 orang, lebih banyak dari korban Titanic yang berjumlah 1.519 orang. Baiklah, mari kita mulai ya agan2 yang baik hati. Kapal sultana ini tenggelam pada pukul 2 dini hari tanggal 27 april 1865, di Mississippi. Yang menakjubkan di sini adalah jumlah korban jiwanya, yaitu sekitar 1.547 orang, lebih banyak dari korban Titanic yang berjumlah 1.519 orang.

Kapal ini diluncurkan 2 tahun sebelum perang saudara amerika. Setelah perang berakhir, kapal ini berlayar ke Vicksburg, Mississippi, untuk membawa kembali tentara union yang menjadi tawanan di kamp penjara Konfederasi (Selatan) di Andersonville kembali ke Cairo, Illinois.

Walapun umur kapal ini masih muda. Tapi kondisinya sudah parah akibat dipakai berlebihan saat perang. Kapasitas kapal Sultana hanyalah 376 orang. Tapi saat kecelakaan, kapal Sultana mengangkut hampir 2.100 mantan tawanan perang, 22 orang dari Resimen Ohio 58 yang mengawal mantan tawanan perang itu, 90 orang penumpang, 88 orang awak, 60 ekor kuda dan keledai, 100 ekor babi, 1 ekor aligator besar, dan ditambah lagi 200 peti gula yang masing-masing beratnya 540 kg!. Gila aja tuh gan, sampai berkali-kali lipat kapasitasnya.

Sultana di nahkodai oleh kapten J. Cass Mason. Pelayaran ini sempat di tunda sebentar saat ada gembungan dan kebocoran di salah satu dari empat tungku pemanasnya. Teknisi sudah menasehati kapten agar mengganti 2 lempengan tungku pemanas itu. Tapi kapten menolak karena dia cukup puas dengan menambalnya saja. Ckckck, parah juga nih kapten.

Tanda-tanda adanya masalah pada kapal ini muncul saat bepapasan dengan kapal lain dan saat ada pemandangan yang menarik di tepian sungai. Pada saat itu, banyak penumpang yang bergerak dari satu sisi kapal ke sisi yang lainnya. Ini menyebabkan kapal miring, dan air di tungku pemanaspun miring, menggosongkan yang satu lalu luber di tungku pemanas lain. Saat kapal sudah lurus, tekanan uap menumpuk di tungku pemanas yang kembali terisi air.

Saat tiba di Memphis, gula diturunkan. Tapi masalah kelebihan beban masih jadi kendala Sultana. Saat kapal bertemu arus banjir deras dan miring parah, tambalan di tungku pemanas kanan tidak bisa lagi menahan tekanan dan akhirnya meledak. Ledakannya membelah bagian tengah kapal, dan menghancurkan dek-dek atas. Uap panas menyembur dan menyebabkan luka-luka parah.

Salah satu cerobong asap runtuh dan menyebabkan lebih banyak korban. Tungku pemanas yang rusak membakar kapal dan apinya makin besar oleh angin yang bertiup dari sungai. Saat api bergerak keburitan, orang-orang yang ada di haluan mengira akan selamat. Tapi, saat kapal berputar di tengah arus api juga merembet ke haluan. Banyak yang mencoba menyelamatkan diri dengan berenang ke sungai. Namun mantan tawanan perang yang kelaparan karena berbulan-bulan di penjara Konfederasi terlalu lemah untuk berenang. Prajurit William Lugenbeal menyematkan diri dengan cara yang unik, yaitu dengan membunuh aligator yang ada di dalam peti lalu naik kedalam peti yang akhirnya membawanya ke hilir. Cukup unik ya gan.

Satu jam setelah ledakan, kapal uap yang menuju selatan, Boston II. Tiba ke dekat Sultana dan membawa sekitar 150 orang yang selamat dari air. Secara keseluruhan 786 orang terselamatkan. Namun sekitar 200 orang meninggal di rumah sakit. Kapten Mason termasuk ke dalam korban tewas.

Peristiwa ini segera terlupakan karena hanya di beritakan dalam beberapa alinea di halaman belakang surat kabar nasional. Beda jauh sama Titanic yang sampai di buatkan film. Selain itu, peristiwa ini juga terlupakan karena tidak adanya monumen bagi prajurit yang tewas. Dan satunya kenangan bagi yang selamat hanyalah tulisan Mayor Will McTeer, ajudan Kaveleri Ketiga Tennesse yang kehilangan 213 orang dalam kecelakaan itu, yang berbunyi: "Di sana, di dada Mississippi, mereka menemukan tempat istirahat. Tidak ada batu nisan bertuliskan nama mereka atau bahkan batu nisan tanpa nama... Bunga-bunga dirangkai di atas kuburan-kuburan di taman makam kita, tetapi tidak satu pun bagi mereka yang tenggelam bersama Sultana. Kendati demikian, marilah kita tetap mengenang mereka".